Review Novel After Wedding oleh Pradnya Paramitha

Judul                     : After Wedding

Penulis                 : Pradnya Paramitha

ISBN                      : 978-602-02-9860-3

Tahun Terbit      : 2016

Penerbit              : Elex Media Komputindo

Halaman              : 452 hal

Blurb:

 

Baca di Ipusnas yang otw beli novelnya karena suka banget, wkwk

Menceritakan tentang Rad—seorang selebriti chef dan Reya—seorang dosen muda, yang menikah karena alasan masing-masing. Meski mereka menikah tanpa cinta, itulah yang mereka sepakati. Sayangnya, ketika malam hari tiba dan Reya sudah bisa berpikir jernih, dia sadar dia telah melakukan hal gila. Dan lebih gilanya lagi, dia langsung meminta cerai. Sontak hal itu membuat Rad pusing tujuh keliling. Sebagai laki-laki, dia sadar dia harus berpikir waras. Karena itulah dia menawarkan pernikahan kontrak pada Reya. Pernikahan selama satu tahun.

***

Nulis review ini beneran fresh from the oven. Karena euphoria-nya masih ada dan saya masih cenat cenut antara sakit hati dan bahagia di saat bersamaan. Serius deh, novelnya benar-benar mengaduk emosi. Sudah lama saya gak baca novel seperti ini.

Ini bukan novel pertama penulis yang saya baca. Sebelumnya saya udah pernah baca novel Beter Than This, tapi jujur saya gak suka. (Review bisa dilihat di sini). Tapi cerita ini saya tahu bakalan jadi jajaran novel terbaik di 2019 yang saya baca. Berbeda dengan Better Than This yang banyak saya simpan ketika membaca karena bosan, untuk cerita ini, walaupun banyak disimpan, tapi dalam artian baik. Saya gak sanggup aja bacanya karena saya benci dan cinta sama Rad di saat yang bersamaan.

Sebenarnya premis cerita ini klise dan kebetulan salah-satu trope cerita yang saya suka. Tapi waktu saya baca ini, sensasinya sama kayak waktu saya baca Mahoginy Hills-nya Tia Widiana. Premis klise dengan plot yang klise tapi disajikan dengan apik. Maksudnya, semua orang yang suka cerita tentang pernikahan kontrak pasti bisa nebak, kan, pola ceritanya. Saling gak suka-mulai suka-jatuh cinta-having sex (or make love?), masa lalu datang, bertengkar, hamil, baikan, and they lived happily ever after. Terus aja gitu kayak lingkaran setan. Seenggaknya saya belum nemuin cerita tentang married life selain seperti itu. (bisa kasih rekomendasi kalau ada yang beda, ya). Nah, novel ini pun kayak gitu. Tapi penyajiaanya tuh luar biasa aja menurutku.

Yang saya suka adalah bagaimana penulis bisa menyajikan cerita yang bisa aduk emosi pembaca khususnya saya. Mood-nya itu bisa sampai dengan sesuai ke saya.  Memang ada beberapa hal ganjil. Misalnya bagaimana Reya bisa cepet banget beresin desertasinya padahal sebelumnya baru ngerjain Bab 2. Mungkin emang beberapa bulan kemudian, Jadi wajar. Tapi ini desertasi lho. Tapi yaudahlah. Terus yang ganjil juga waktu Rad ngajak Reya ke restoran dan mulai jujur tentang apa yang terjadi. Sepemahaman saya, Rad nyeret Reya dan Reya gak bisa berontak. Berarti Reya masuk mobil Rad, kan? Tapi entah kenapa Reya bisa pulang dengan mobilnya sendiri. Entah juga itu kenapa.

Ngomong-ngomong saya suka banget endingnya, sumpah. Emang nanggung sih di bab terakhir. Karena tiba-tiba epilog. Tapi saya baca extra part-nya dulu baru baca epilog. Saya juga seneng ama endingnya. Pas aja sih. Penyajian konflik dan penyelesaianya pun cukup  memuaskan. Walaupun entah kenapa banyak adegan yang dipotong lalu dijadikan flash back. Menurut saya gak perlu gitu. Tapi mungkin ini memang style-nya penulis? Entah juga.

Nah, yang menurutku rada kurang adalah penyajian karakter. Okelah, Rad, Reya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Mereka itu kadang nyebelin kadang juga gemesin. Yang disayangkan adalah karakter Kinanti. Jujur saya jarang benci karakter antagonis karena biasanya mereka itu effort-nya lebih dari protagonist. Intinya, aku seneng kalau semua karakter itu realistis. Punya sisi baik dan sisi buruk. Tapi Kinanti ini? Gimana, ya? Menurut saya penulis itu keterlaluan sekali waktu bikin Kinanti. Karena dia itu tokoh antagonis yang emang dibikin jahat tanpa alasan dan motif yang jelas. Okelah dia insecure, tapi apa harus dia dibikin sejahat itu tanpa ngasih kelebihan sedikitpun. Okelah dia sayang anak, terus? Kenapa gitu gak dibikin dia punya simpati aja ke orang lain atau apalah gitu yang bisa bikin dia manusiawi. Itu aja, sih.

Jujur aku ngasih rating 5 dari 5 untuk cerita ini di goodreads, dikarenakan goodreads gak punya sistem koma. Wkwkwk. Actual rating is 4,8 bintang dari 5 bintang.

Aku beneran rekomenin ceritanya buat kalian yang suka cerita menguras emosi.

Tinggalkan komentar